60% KUD Terdampak Pandemi, INKUD Digitalisasi Gudang Geliatkan UMKM

60% KUD Terdampak Pandemi, INKUD Digitalisasi Gudang Geliatkan UMKM

Bantul – Induk KUD (INKUD) menyebut hantaman pandemi COVID-19 membuat hanya 40 persen Koperasi Induk Desa (KUD) yang masih bertahan. Karena itu INKUD melakukan digitalisasi gudang-gudang KUD untuk membantu UMKM khususnya warung-warung di dekat KUD agar roda perekonomian berputar.

Direktur Utama Unit Koperasi Induk Desa (Induk KUD) Portasius Nggedi mengatakan bahwa saat ini jumlah KUD di Indonesia ada 9.436. Di mana dari jumlah itu banyak yang tidak sehat akibat pandemi COVID-19.

“Jumlah KUD se-Indonesia ada 9.436 KUD. Nah, kondisi sekarang KUD ya kita harus akui bahwa tidak semua KUD sehat, kurang lebih yang sehat 40 persen, sisanya 20 persennya setengah mati, dan lainnya seperti itu (tidak jelas kondisinya),” kata Portasius Nggedi usai launching digitalisasi gudang KUD di KUD Tri Upoyo Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, Senin (31/5/2021).

Oleh sebab itu, pihaknya membuat terobosan yakni bekerja sama dengan Jaringan Logistic Indonesia (JLI) berupa digitalisasi gudang-gudang KUD untuk membantu warung-warung di sekitarnya. Selain itu, INKUD bersama JLI siap memberdayakan warung-warung kecil sebagai mitra usaha baru.

“Nah untuk membangkitkan lagi dengan cara ini, istilahnya dalam pemerintahan merestrukturisasi lagi KUD seperti ini harusnya, bukan hanya omongan tapi program harus diberikan. Jadi kerja sama INKUD dan JLI memungkinkan mitra UMKM berjualan tanpa modal awal,” ucapnya.

Nantinya, JLI memasok produk-produk kebutuhan pokok dengan harga bersaing ke gudang-gudang KUD yang tersebar di Pulau Jawa. Dengan begitu, warung kelontong sebagai mitra KUD yang berada dalam radius 10 km dari gudang akan mendapat pasokan barang dengan harga lebih murah dan pengiriman yang lebih cepat.

“Tentunya JLI punya SOP sendiri, tapi saya sampaikan sistem konsinyasi itu pedagang bisa mengambil barang di sini dengan perjanjian kesepakatan dan yang paling penting adalah kepercayaan,” katanya.

Dengan terobosan ini memungkinkan siapa pun bisa menjalankan usaha warung tanpa perlu mengeluarkan modal. Caranya, calon mitra mengakses website www.linistore.id untuk melakukan pendaftaran.

Setelah itu, tim akan melakukan survei ke lokasi yang akan dijadikan warung. Jika permohonan disetujui, mitra UMKM sudah bisa memesan sejumlah produk untuk diambil di gudang KUD.

“Dengan dukungan yang kami berikan, para pedagang warung bisa langsung mengakses berbagai produk kebutuhan pokok tanpa modal,” katanya.

Selanjutnya mitra UMKM cukup membayar sesuai jumlah produk yang sudah laku terjual dalam jangka waktu tertentu. Nantinya jika ada produk yang belum terjual, bisa dikembalikan ke gudang KUD.

“Nantinya dalam durasi 2 pekan kalau barang belum laku bisa dikembalikan tapi kalau sudah laku bisa dibayar. Saya harap para pedagang kecil UKM manfaatkan kesempatan ini,” ucap Portasius.

Menurutnya langkah ini ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Terlebih pandemi yang melanda sejak setahun terakhir memberikan tantangan berat bagi para mitra UMKM dalam hal ini pedagang warung untuk berkembang, terutama dari sisi modal.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UMK dan Perindustrian Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana menyambut baik dengan adanya terobosan tersebut. Menurutnya terobosan ini akan membangkitkan kembali KUD.

“Saat ini di Bantul ada 17 KUD masih aktif dan dari 17 ada 5 gudang. Sebetulnya semua KUD punya gudang dan ke depannya siap dimanfaatkan seperti ini, hanya saja memang kondisinya, karena nuwun sewu KUD itu adalah peninggalan,” ucap Agus.

“Artinya bahwa ketika itu yang harus dibenahi adalah SDM dan manajemennya, karena pengelolaannya kebanyakan sudah sepuh dan ini harusnya ada rekrutmen. Harapannya ketika KUD bangkit kemudian nanti bisa mensupport para pedagang,” lanjut Agus.

(Sumber : DetikCom)

Share

admin