Induk Koperasi Unit Desa Gandeng Perusahaan China Kelola Sawit
Jakarta , Induk KUD – Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) bekerja sama dengan grup perusahaan penghasil produk makanan China National Food Industry Corp (CFC) berencana membangun pabrik mini pengolah minyak goreng di desa-desa penghasil kelapa sawit di Indonesia.
Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Inkud dan DCFC tersebut ditandatangani oleh Ketua Inkud Herman YL Wutun dan Presiden CFC, Cai Yongfeng, disaksikan oleh Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia. Herman mengatakan bahwa penandatanganan MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan sebelumnya pada September 2013 di Nanning yang senilai USD150 juta.
“Kolaborasi antara teknologi RRT dengan bahan baku Indonesia diyakini dapat menciptakan sinergi yang signifikan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat pedesaan,” ungkap Herman seperti dikutip dalam Setkab, Jumat (18/10/2013). Untuk tahap pertama, pabrik mini tersebut akan dibangun di Jambi yang direncanakan dapat mengolah 30-40 ton tandan sawit segar per hari yang didapatkan dari petani sawit skala kecil.
Herman mengungkapkan Pembangunan pabrik yang berlokasi langsung di pedesaan, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani sawit secara langsung dan memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap penghasilan mereka. Herman berharap, ke depan kerjasama tersebut diharapkan tidak hanya untuk pengolahan sawit, tapi CFC juga dapat membantu Inkud untuk mengolah singkong menjadi tapioka melalui teknologi tinggi yang dimiliki perusahaan tersebut.
Harapan tersebut ditanggapi secara positif oleh pihak CFC yang diwakili langsung oleh Presiden Direktur Cai Yongkeng. Dalam kesempatan tersebut, CFC menyatakan kesanggupannya untuk bekerjasama dengan Inkud dalam pengolahan minyak sawit dan hasil pertanian lainnya, termasuk singkong. Cai Yongkeng mengharapkan kerjasama tersebut dapat membantu meningkatkan impor singkong RRT dari Indonesia, seiring dengan meningkatnya kebutuhan singkong RRT yang selama ini mengandalkan suplai dari Vietnam dan Thailand.