Induk KUD Buka Lahan Percontohan Di Jatinangor

Induk KUD Buka Lahan Percontohan Di Jatinangor

Jatinangor, Induk KUD – Di tengah kekhawatiran ketersediaan pangan, dibarengi dengan terus meningkatnya harga pangan, Induk KUD mencoba melakukan terobosan baru dengan melakukan penanaman berbagai komiditi pertanian di lahan seluas 15 hektar di Jatinagor, Jawa Barat. Penanaman komoditi itu merupakan upaya percontohan lahan pertanian yang akan dikembangkan pada jaringan Induk KUD di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Induk KUD Yuzri Suhud, saat penanaman perdana singkong memaparkan, lahan seluas 15 hektar ini akan dibagi menjadi 13 kluster dan masing-masing kluster akan ditanami komoditi berbeda. Dengan cara itu, berbagai varietas komoditi pertanian dapat dilakukan uji coba untuk mencari metode yang tepat.

Yuzri mencontohkan, tanaman singkong yang ditanam pada lahan ini terlebih dahulu harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Penetapan kriteria tersebut berdasarkan pada kebutuhan produksi singkong nantinya akan dipergunakan untuk apa, bila digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentu akan berbeda kriterianya dengan bibit singkong yang akan digunakan untuk bio energi.

Demikian juga dengan teknologi dan tata cara penanaman komoditi yang ditanam akan mendapat perlakuan dan pemeliharaan yang akan menjadi standar. Sehingga pada penerapannya bisa menjadi hasil baku dalam mengembangkannya diberbagai tempat karena sudah terdokumentasi dengan baik.

“Dari lahan uji coba inilah kita akan menentukan standarisasi komoditi pertanian. Karena apa yang kita lakukan di lahan ini merupakan uji coba terhadap berbagai varietas komoditi pertanian yang akan menjadi baku saat pengembangannya nanti,” papar Yuzri.

Ia menambahkan, dari lahan uji coba itu, bukan hanya hasilnya yang akan diketahui secara pasti, namun semua aspek yang menjadi pendukung akan terdokumentasikan. Termasuk bagaimana menghitung harga produksi dalam setiap masa tanam.

Meski peruntukan lahan lebih kepada percontohan, Yuzri menambahkan, Induk KUD sudah melibatkan petani dan masyakarakat sekitar untuk ikut terlibat dalam pengelolaannya. Termasuk mahasiswa Institut Manajemen dan Koperasi Indonesia (Ikopin) yang juga turut dilibatkan dalam pembuatan dokumen teknis dari masing-masing kluster lahan yang digunakan penanaman. Sehingga keakuratan hasil dapat digunakan dalam pengembangannya. (DI)

Share

admin