Induk KUD Gandeng Perusahaan Jepang Berbisnis Telur Ayam
Jakarta, Induk KUD – Satu lagi terobosan baru dikembangkan Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD) dalam upaya memperlebar jaringan bisnisnya. Kali ini yang dikembangkan adalah beternak ayam petelur yang potensinya memang masih terbuka lebar untuk diusahai. Meski begitu, bisnis ini tidak dikelola sendiri, namun bermitra dengan perusahaan Jepang “Ise Group Asean”, yang merupakan salah satu perusahaan peternak telur ayam paling besar di dunia.
Terungkap dalam pembukaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Induk KUD tahun buku 2015, serta Rapat Program Kerja 2017 yang digelar di Hotel Milleninum, Jakarta pada 19-21 Desember 2016, bahwa bisnis telur ayam ini sudah akan operasional pada pertengahan tahun 2017.
“Begitu harapan kita, pada 2017 peternakan ayam petelur ini sudah akan eksis ” tutur Herman L Wutun, Ketua Umum Induk KUD seusai penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Induk KUD dengan Ise Group Asean. MoA ini ditandatangani Herman Wutun dan Sitatin Abas dari Induk KUD serta Ise Group Asean Mr Rajib Natakayama, selaku CEO Ise Group Asean .
Namun tidak hanya MoA dengan pihak Jepang, pada kesempatan yang sama Induk KUD juga melakukan MoA dengan perusahan dari Taiwan Controlnet International, Inc. yang dipimpin CEO Mr Lee Kun Cung. Dalam konteks ini Induk KUD berbisnis dalam pengembangan Internet Trading.
Hadir dalam acara yang dibuka Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, Muhamad Gufron dan Adji Gutomo mewakili Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid. Baik Meliadi maupun Gufron dalam sambutannya sama-sama mendukung dan memberikan apresiasi terhadap kinerja Induk KUD yang bermitra usaha dengan Jepang maupun Taiwan.
“Sebagai instansi pembina dari pemerintah, kita mendukung sepenuhnya langkah yang diambil Induk KUD melakukan kerjasama dengan luar negeri. Dalam konteks ini Kementerian Koperasi dan UKM siap membantu dan memfasilitasi, apabila misalnya ada hambatan dalam pelaksanaannya,” tutur Meliadi.
Sementara itu, Herman mengatakan, kerjasama dengan Ise Group Asean ini tidak sekadar dalam urusan peternakan ayam petelur. Di luar itu juga menawarkan micro finance, yang tentunya sangat berguna dan menguntungkan bagi jajaran Induk KUD maupun anggotanya Pusat KUD. “Bukan apa-apa, mereka datang juga membawa pendanaan,” ujar Herman.
Ada yang patut dicatat dari pertumbuhan yang dicapai Induk KUD pada beberapa tahun terakhir ini. Seperti dikatakan Herman, bahwa sejak Induk KUD membuat strategi membuka Kantor Perwakilan di Taiwan, telah membuat koperasi ini mendapat kepercayaan dari mitra usaha di luar negeri. Antara lain Cina, Hongkong, Taiwan, Korea dan Malaysia.
Sebut saja misalnya pembangunan Pabrik Tepung Tapioka dan Perkebunan Singkong di kabupaten Bangka Selatan, Bangka Belitung adalah satu dari hasil kerjasama mitra luar negeri. Saat ini gudang dan pabrik sudah selesai dan direncanakan mulai berproduksi tahun 2017.
Menurut Herman, pabrik berkapasitas 400 ton/hari tepung tapioka , atau mengolah 1.600 ton singkong basah perhari dibangun bekerjasama dengan dua perusahan luar negeri, Yaitu Imperial Plantation Corporation asal Malaysia dan Beijing Zhong Shang Science and Technology Development Co.Ltd asal Cina.
Tidak itu saja, bersama dengan perusahan Cina disebut tadi, Induk KUD bersama Pusat KUD Jambi, juga berhasil membangun Pabrik Minyak Goreng Mini di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. “Saat ini proses uji coba telah berhasil dengan produksi maksimum 2 ton perjam, atau 48 ton per hari,” imbuh Herman, yang kini maju menjadi calon Bupati di kabupaten Lembata, NTT pada Pilkada nanti.
Kata Herman, strategi membangun pabrik minyak goreng dengan pola “Mini” bukan tanpa alasan. Hal itu erat kaitannya dengan luas lahan kelapa sawit yang dikuasai dan diolah oleh petani anggota Koperasi Unit Desa (KUD) yang rata-rata memang terbatas, satu hamparan sekitar 500 hektar.
Dengan luas lahan seperti ini, memang sangat cocok untuk kebutuhan bahan baku pabrik kelas mini. “Sedang apabila misalnya dibangun dengan model pabrik besar, dikhawatirkan tidak mampu mensuplai bahan bakunya. Itu alasannya,” ujarnya. Seraya menambahkan, nilai investasi setiap pabrik minyak goreng mini sekitar USD 500.000.
Program pembangunan pabrik minyak goreng mini yang dirancang Induk KUD, menurut Herman tidak hanya di Pusat KUD Jambi saja. Secara bertahap juga akan dibangun di Pusat KUD lainnya, yang para petani anggotanya memiliki lahan kelapa sawit. Sebut saja misalnya Pusat KUD Sumatera Utara, adalah satu diantaranya. Lainnya Pusat KUD Riau, Pusat KUD Sumatera Selatan dan Pusat KUD Lampung.
Juga terungkap dalam RAT ini, bahwa aset Induk KUD tahun buku 2015 tercatat sebesar Rp 39,102 miliar. Memiliki anggota 27 Pusat KUD di 27 provinsi, satu Puskoppas dan satu Pusat KSU di Jakarta total 29 Pusat Koperasi tingkat sekunder.
Induk KUD kini diurusi tujuh personil, yaitu Herman YL Wutun (Ketua Umum), Jabmar Siburian (Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan), Purwadi Saleh (Ketua Bidang Usaha), Amri Mustafa (Ketua Bidang Perencanaan dan Pengembangan), H Bahar Yusuf (Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan), Sitatin Abas (Sekretris) dan Zainal Arifin (Bendahara). Sedangkan Pengawas dipegang Rusilimin Mahdi (Ketrua), Sutikno Prasetyo (Sekretaris) dan Syahardi Rahim (Anggota). Adapun Direktur Utama diisi oleh Portasius Nggedi. (Yan)
Sumber : http://www.pipnews.co.id/nasional/induk-kud-gandeng-perusahaan-jepang-berbisnis-telur-ayam/
Comments
Comments are closed.
bagus …. ngajak kud dong