Induk KUD Kembangkan Listrik di Perbatasan dan Daerah Terpencil

Induk KUD Kembangkan Listrik di Perbatasan dan Daerah Terpencil

Jakarta, Induk KUD – Kondisi pasokan listrik di wilayah perbatasan dan kepulauan/daerah terpencil terhitung parah, bahkan ada yang sama sekali belum tersentuh listrik meski Indonesia sudah merdeka 73 tahun. Pemerintah terus melakukan segala macam upaya dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik di wilayah perbatasan dan kepulauan/daerah terpencil.

Pemerintah telah mengeluarkan peraturan untuk mendukung percepatan kelistrikan di wilayah perbatasan dan terpencil melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 38 Tahun 2016 tentang percepatan elektrifikasi di pedesaan belum berkembang, terpencil, perbatasan dan pulau kecil berpenduduk melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Skala Kecil.

Pembangkit untuk melistriki wilayah tersebut diarahkan pembangunannya oleh pihak swasta, badan usaha milik daerah, dan koperasi; harga listrik dari pembangkit yang dibangun untuk menerangi desa di wilayah perbatasan dan ter‎pencil diharapkan murah dan efisien tanpa mengurangi kualitas.

Untuk mendukung program pemerintah tersebut, Induk Koperasi Unit Desa (KUD) menggandeng investor asing, Controlnet International Inc dari Taiwan, membangun pembangkit listrik ramah lingkungan, yang diarahkan di daerah pedesaan, perbatasan dan daerah terpencil. Untuk merealisasikan program tersebut, pada hari Kamis, 5 April 2018 bertempat di lantai 3 Graha Induk KUD, telah dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama antara Induk KUD dengan Controlnet International Inc untuk membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di daerah-daerah pedesaan dengan sistem green microgrid.

“Proyek ini akan menyasar desa-desa di daerah terpencil di seluruh Indonesia. Tahap pertama akan kita bangun 1.000 unit dengan harapan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar USD 20 milyar,” terang Ketua Umum Induk KUD Herman Yosef Loli Wutun dalam keterangannya kepada wartawan usai penandatangan perjanjian kerjasama tersebut.

Herman Wutun menjelaskan, saat ini Induk KUD memiliki total 9.437 KUD dan 13,4 juta anggota, dengan total sekitar 65 juta orang, atau 25 persen dari total penduduk Indonesia. Selain itu, lebih dari 50 persen KUD berlokasi di pulau atau di desa-desa terpencil sehingga membutuhkan listrik yang stabil dan ramah lingkungan untuk mengembangkan kekayaan sumber daya alam maupun kelautan, membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nelayan dan petani, dan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut Herman Wutun, pada tahap pertama, 1.000 unit pembangkit akan dikembangkan di pedesaan dan kepulauan terpencil Indonesia untuk memasok listrik langsung ke nelayan dan anggota koperasi. Listrik ini akan digunakan untuk mendirikan pabrik kelapa sawit skala kecil, gudang pendingin, pabrik pembuat es dan produksi industri lainnya. “Total investasi senilai USD 1 milyar atau Rp. 13 trilyun, akan menciptakan lebih dari USD 20 milyar nilai ekonomi untuk kawasan itu,” jelasnya. “Harga beli listrik sekitar 40 persen lebih rendah dari harga tenaga diesel yang saat ini ada di pulau-pulau terpencil atau desa-desa terpencil”, imbuhnya.

Herman Wutun menambahkan, bulan Juli tahun ini Induk KUD dan Controlnet berencana memulai proyek pembangkit listrik industri pertama bersama pabrik kelapa sawit skala kecil di Jambi. Kemudian September tahun ini juga akan menyelesaikan pabrik kelapa sawit skala kecil dan gudang pendingin, pabrik pembuat es di Bangka Selatan.

“Induk KUD percaya, penerapan solusi microgrid energi yang dikembangkan oleh Controlnet dan mengadopsi standar mekanisme sertifikasi ISPBC yang dapat memecahkan masalah daya dan lingkungan untuk pulau-pulau dan desa terpencil sambil mempromosikan pertumbuhan pekerjaan ekonomi dan regional,” pungkas Herman Wutun.

CEO Controlnet International Inc, Johnson Lee mengatakan, perusahaannya selaku mitra Induk KUD memiliki pengalaman dan keahlian pada bidang jaringan listrik konvensional lebih dari 30 tahun di banyak negara. Controlnet mengembangkan solusi microgrid energi ramah lingkungan skala besar yang efisien dan ramah lingkungan, khususnya untuk pulau-pulau atau daerah pedesaan terpencil.

“Controlnet menggunakan desain sistem yang canggih dan peralatan berkinerja unggul, memanfaatkan pembangkit energi ramah lingkungan melalui matahari, angin, biomassa, panas bumi dan solusi penyimpanan energi untuk menyediakan energi stabil dan andal yang 40 persen lebih rendah dalam biaya daripada pembangkit listrik diesel, serta menghasilkan energi ramah lingkungan yang bebas polusi selama 24 jam tanpa henti,” jelas Johnson.

Direktur Utama Induk KUD Portasius Nggedi menambahkan, ada sembilan program strategis di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan, kerjasama Induk KUD dengan para mitra bisnis baik dalam maupun luar negeri.

Pertama, satu juta hektar perkebunan singkong dan 150 pabrik tepung tapioka (200 mt per hari). Kedua, mengembangkan 10.000 kapal nelayan 30 gross ton (GT) dan sistem operasi perikanan. Ketiga, 500 pabrik kelapa sawit skala kecil ramah lingkungan dan 1.000 unit pembangkit listrik ramah lingkungan. Keempat, seratus hektar proyek eko-akuakultur, budidaya perikanan dan pertanian. Kelima, rencana produksi ayam petelur. Keenam, mengembangkan sistem informasi terintegrasi jaringan Induk KUD. Ketujuh, mengembangkan Bank Pertanian, Kedelapan, pengembangan perumahan atau real estate, dan logistik. Kesembilan, rencana pengembangan sumur tua.

Selain penandatangan kerjasama dengan Controlnet International Inc., dilakukan juga beberapa penandatangan kerjasama, antara lain, Induk KUD dengan Champion Pride Fisheries Co. Ltd, Taiwan dalam Kerjasama Ekonomi Perikanan yang intinya pelatihan teknis bagi nelayan, dengan Pulau Bangka sebagai pusat pelatihan teknis dan kejuruan nelayan Taiwan-Indonesia, menggunakan pedalaman sekitarnya sebagai dasar pembangunan ekonomi dan industri utama perikanan di masa depan.

Perjanjian Kerjasama antara Induk KUD, Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) dengan GPSIna Asia Sdn. Bhd, Malaysia dalam pengembangan merek INDUK KUD-MyGPS dan sistem manajemen armada Induk KUD dan jaringannya serta pemasarannya di Indonesia dan Perjanjian Kerjasama antara Induk KUD, Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) dengan Sumber Petroleum Cemerlang (SPC) Sdn. Bhd, Malaysia dalam pengembangan merek pelumas INDUK KUD-MyOil dan sistem manajemen armada Induk KUD dan jaringannnya serta pemasarannya di Indonesia. (TAB)

Share

admin