Inkud Gandeng Malaysia Bangun Industri Bioetanol
Jakarta, Induk KUD – PT Inkud Exchange menggandeng perusahaan Malaysia, Lestari Pasifik Berhard, membangun perusahaan gabungan yang bergerak di bidang industri bioetanol generasi kedua di Indonesia dengan nilai investasi mencapai 350 juta dolar AS.
Kesepakatan kerja sama itu ditandatangani di Jakarta, Senin, antara Direktur PT Inkud Exchange Herman Y.L. Wutun dan Chief Executive Officer Lestari Pasifik Berhad Dato Dr Clement Tan.”Kemitraan ini memungkinkan adanya transfer teknologi baru ke Indonesia dan meningkatkan nilai dari minyak kelapa sebagai tanaman perkebunan alternatif,” kata Herman Wutun.
Menurut dia, kemitraan akan memberikan kesempatan bagi pabrik-pabrik kelapa sawit untuk mengambil nilai tambah yang lebih tinggi dari sisa ampas kelapa sawit Malaysia sekaligus meningkatkan sistem pengelolaan limbahnya.
Ia menambahkan, inisiatif kemitraan akan memungkinkan Indonesia untuk menjadi produsen bioetanol berikut mendukung program pemerintah Indonesia dalam upaya pembaharuan teknologi dengan teknologi ramah lingkungan. “Rencananya produk olahan itu akan dieskpor ke Cina sesuai dengan kebutuhan negara tersebut yang akan menggunakan bioetanol untuk menggantikan biodiesel bagi kendaraan di Cina,” katanya.
Pihaknya bersama Lestari Pasifik Berhard yang merupakan perusahaan publik terbatas di Malaysia hasil joint venture dengan Rusia, dalam enam bulan ke depan sepakat membentuk perusahaan gabungan yang berkedudukan di Indonesia. Perusahaan yang dibentuk itu akan memproduksi bioetanol generasi kedua yang bersumber dari ampas kelapa sawit.
Lestari Pasifik Berhard selama ini dikenal sebagai perusahaan yang telah berlisensi di banyak negara meliputi Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Lestari Pasifik Berhard juga telah mendapatkan izin eksklusif royalti gratis dari pemegang saham terkait dengan produksi bioetanol.
Perusahaan itu memiliki teknologi yang dikenal sebagai mekano-enzimatik system di mana tiap setnya terdiri dari sistem dan metode pra-treatment dari ampas minyak kelapa sawit dan hidrolisis enzymatic hydrolysis of polysaccharides. Ampas yang dihasilkan itu kemudian menjadi ampas karbohidrat larut yang harus difermentasi oleh ragi maupun mikroorganisme lainnya untuk menjadi bioetanol.
Di Indonesia, perusahaan itu menargetkan mampu membangun 316 bio-refinery tanaman selama periode lima tahun. Jalur produksi modular itu merupakan sebuah fasilitas yang berdiri sendiri untuk pengolahan ampas berdasarkan teknologi eksklusif.
Sementara itu CEO Lestari Pasifik Berhard, Dato Dr Clement Tan Wei Loon, pada kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya berjanji memberikan keuntungan bersama dari kemitraan dengan pemilik pabrik pada hasil penjualan bioetanol yang telah diproses.
Dengan demikian kemitraan diharapkan bisa memberikan timbal balik keuntungan kepada pemilik pabrik. “Dengan kemitraan antar-dua pihak, usaha baru ini memiliki kapasitas untuk berkolaborasi dengan pabrik kelapa sawit demi mengamankan penjualan ampas kelapa sawit dan menyewakan lahan untuk pembangunan, konstruksi, dan pengoperasian pabrik bio-tanaman modular dalam jarak dekat dengan masing-masing pabrik kelapa sawit yang telah disepakati,” kata Clement Tan.
PT Inkud Bursa Inkud Exchange sendiri merupakan perusahaan patungan Induk Koperasi Unit Desa dengan Hongkong yang bertujuan untuk menjadikan pertanian Indonesia agar mampu menjamin pasokan pangan dunia sekaligus meningkatkan hasil panen dan pertanian organik.
Sumber: republika.co.id