Investasi Pabrik Tapioka di Bangka Selatan : Pemerintah Perlu Beri Insentif

Jakarta, Induk KUD – Investasi pabrik tapioka seharusnya mendapatkan insentif dari pemerintah pusat dan daerah. Hal itu agar bisa mendorong industri olahan singkong cepat berkembang dan semakin banyak memanfaatkan bahan baku dari petani. Dengan kepastian harga dan pasokan yang rutin, kesejahteraan petani bisa terwujud.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Induk KUD) Herman YL Wutun kepada SP di Jakarta, Senin (6/7). Dikatakan, Induk KUD sudah menggandeng investor dari Malaysia dan Tiongkok dalam membangun pabrik tapioka di Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sejauh ini pemerintah daerah dan pemerintah pusat sudah memfasilitasi untuk mewujudkan kemitraan petani dan investor. “Namun, karena ini merupakan usaha yang dibangun dari bawah dan akan melibatkan banyak petani maka perlu diberi insentif pajak dan kemudahan hingga tercapai break even point (BEP). Setelah titik impas tersebut baru dikenakan lagi berbagai pajak dan retribusi sebagaimana perusahaan normal lainnya,” kata Herman.
Seperti diketahui, pabrik tapioka di Bangka Selatan akan mulai dibangun pada Agustus 2015 dan diprediksi selesai dalam 6 bulan ke depan yang merupakan kerja sama Induk KUD dengan Beijing Zhong Shang and Technology Development Co. Ltd dan Imperial Plantation Corporation.
Komitmen tersebut terwujud dalam penandatanganan perjanjian kerja sama (memorandum of agreement/ MoA) antara tiga pihak tersebut pada Jumat (19/6) lalu. Investasi membangun pabrik itu senilai US$ 4 juta atau sekitar Rp 52 miliar.
Herman menjelaskan, insentif dari pemerintah tersebut sangat diperlukan karena untuk tahap awal pola kemitraan pabrik akan melibatkan sekitar 5.000 kepala keluarga petani di Kabupaten Bangka Selatan.
Para petani itu bakal menikmati penghasilan tambahan dari penjualan singkong sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani karena kestabilan harga. “Selama ini terjadi fluktuasi harga yang banyak merugikan petani. Dengan kebutuhan pasokan bahan baku yang banyak, harga akan dipatok stabil sehingga petani bergairah tetap menanam singkong karena ada keuntungan,” kata Herman.
Topang Kebutuhan
Dia juga menambahkan, insentif bagi pembangunan pabrik tapioka patut diberikan karena menopang kebutuhan tepung singkong bagi industri di dalam negeri. Apalagi, kebutuhan tersebut terus meningkat sehingga impor pun bisa ditekan. Namun, persaingan produksi lokal dan impor harus didukung dengan insentif dan kemudahan produksi.
Herman menjelaskan, jika pola kemitraan yang dirintis di Bangka Selatan tersebut berhasil maka ada peluang untuk dikembangkan di sejumlah daerah di Indonesia. Saat ini dipilih Bangka Selatan, karena dukungan pemerintah daerah dan ketersediaan infrastruktur yang sudah cukup baik.
Sumber : http://sp.beritasatu.com/pages/e-paper/2015/07/07/index.html#15/z