Panen Raya Demplot Padi Aplikasi Biokonversi di Lombok Barat, Hasilnya Mengejutkan !!

Panen Raya Demplot Padi Aplikasi Biokonversi di Lombok Barat, Hasilnya Mengejutkan !!

Jakarta, Induk KUD – Sejak demplot (demonstration plot) Pupuk Hayati Cair Biokoversi (PHCB) di lahan perkebunan kelapa sawit di Jambi tanggal 20 September 2019, sampai dengan saat ini Induk KUD telah melakukan demplot di sembilan Propinsi. Berbagai komoditas pertanian menjadi sasaran demplot, antara kelapa sawit, padi, cabai, terong dengan daerah demplot antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

Tujuan dari demplot ini adalah sebagai ajang pembuktian bagi petani mengenai peningkatan produktifitas hasil pertanian dalam penggunaan Pupuk Organik Cair Biokonversi (PHBC) sebagai media yang mengembalikan kesuburan tanah, menyediakan sumber hara dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Hari Senin, 3 Februari 2020 merupakan hari yang dinantikan oleh para petani dari Kelompok Tani Lingkuk Ketapang, KUD Sadar, Desa Badrain Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dengan menyelenggarakan panen raya demplot padi aplikasi Pupuk Hayati Cair Biokonversi (PHCB).

Tampak hadir dalam panen raya tersebut Ketua Umum Induk KUD, Herman Y.L. Wutun, Direktur Utama Induk KUD, Portasius Nggedi, Asisten Deputi Pemeriksaan Kelembagaan Kementerian Koperasi & UKM RI, Devi Rimayanti, Kepala Divisi Pembiayaan Syariah LPDB, Ari Permana, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, I Nengah Sukanda, Pengurus Pusat KUD Nusa Tenggara Barat, para petani dari Kelompok Tani Lingkuk Ketapang yang dipimpin oleh Haji Muhammad Masnun, yang juga Sekretaris Pusat KUD NTB dan Bendahara Induk KUD selaku tuan rumah.

Ketua Umum Induk KUD, Herman Wutun mengatakan, panen raya demplot padi di Desa Badrain, Narmada ini merupakan panen perdana dari serangkaian demplot Pupuk Cair Biokonversi yang telah dilakukan Induk KUD bekerjasama dengan PT. Biokonversi Indonesia dan Pusat KUD di sembilan propinsi.

“Hasilnya sangat mengejutkan, dalam 1 Hektar lahan menghasilkan 10,2 ton”, ujar Herman Wutun. “Kami merencanakan menjadikan Kecamatan Narmada sebagai pilot proyek pengembangan penggunaan pupuk organik dan juga membangun pabrik penggilingan padi organik di Desa Badrain”, jelasnya.

Herman Wutun menambahkan bahwa sudah ada kesepakatan untuk menjadikan Kecamatan Narmada sebagai pilot proyek nasional. “Di sini ada 21 desa, kita akan seleksi 21 kelompok tani unggulan. Kita jadikan sebagai pilot proyek di desa masing-masing,” pungkas Herman Wutun.

Asisten Deputi Pemeriksaan Kelembagaan Kementerian Koperasi & UKM RI, Devi Rimayanti mengatakan Kementerian Koperasi & UKM RI akan mengucurkan dana sebesar Rp. 1.8 triliun bagi usaha sektor riil pada tahun 2020. “Persentasekan berapa untuk yang ke pertanian, tapi yang jelas komitmen Menteri 70% itu untuk sektor riil, termasuk di dalamnya pertanian. Kalau memang banyak proyek pertanian mengajukan itu tidak menutup kemungkinan untuk semuanya bagi pertanian, tapi sepertinya tidak mungkin, pasti ada perikanan. Pertanian secara keseluruhan, bukan tanaman saja,” ujar Devi Rimayanti.

Devi Rimayanti menambahkan bahwa ternyata Jaringan Induk KUD sudah mulai bangkit kembali dan pihaknya sangat mendukung agar KUD dapat kembali tampil sebagai solusi bagi para petani di wilayah masing-masing.

Sementara Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat, I Nengah Sukanda, mengaku hasil penggunaan pupuk organik biokonversi dinilai cukup bagus dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat. “Artinya kita di daerah sudah mulai terlihat bahwa kita masih punya peluang untuk meningkatkan produksi melalui intensifikasi melalui peningkatan produktifitas, bukan perluasan areal. Karena untuk perluasan areal kita sudah sangat tidak mungkin. Sehingga apa yang akan kita kejar adalah peningkatan produktifitas,” ujar I Nengah Sukanda.

Hal serupa diakui Ketua Kelompok Tani Lingkup Ketapang, Haji Muhammad Masnun, dia mengatakan penghasilan petani di ladang itu meningkat setelah menggunakan Pupuk Cair Biokonversi. Penggunaan pupuk ini juga membuat tanaman padi tidak diserang hama. “Sebelum menggunakan Biokonversi, ini 1 hektar, hasil demplotnya kemarin 5,8. Nah ini setelah memakai biokonversi ini demplotnya 6,4 kalau disetarakan dengan luas 1 hektar itu dapatnya 10,2 ton,” jelasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Induk KUD Portasius Nggedi mengatakan bahwa Induk KUD sangat serius mengembangkan distribusi Pupuk Cair Biokonversi. Hasil panen raya di Desa Badrain dengan produktifitas tinggi ini akan mendorong para petani untuk menggunakan Pupuk Cair Biokonversi.

“Kami terus memonitor demplot Pupuk Cair Biokonversi di delapan propinsi lainnya. Dalam waktu dekat Aceh juga akan melakukan panen raya demplot padi. Laporan rutin yang disampaikan, menunjukkan perkembangan tanaman padi  tumbuh hijau dan subur serta tidak diserang hama”, jelasnya.

Portasius Nggedi mengharapkan hasil panen demplot padi di Aceh dapat menyamai bahkan melebihi produktifitas demplot padi di Desa Badrain, Narmada. “Ini adalah salah satu upaya Induk KUD untuk menjawab salah satu permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan pupuk berkualitas untuk peningkatan produksi, tentunya ujungnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani’, tutup Portasius Nggedi.

Pertanian nasional sudah terjebak didalam pemupukan kimia anorganik yang berdampak kepada percepatan degradasi kesuburan lahan pertanian, unsur hara tanah semakin miskin dan banyak jasad renik tanah yang mati. Dampaknya adalah tanah semakin asam serta perlu pengapuran dan bahan lainnya dalam jumlah besar yang berimbang serta treatment rekondisi tanah dengan pupuk hayati/organik agar tanah dapat menghidupkan kembali jasad renik yang ada didalam tanah yang sangat diperlukan oleh tanaman. (TAB)

Share

admin