Pemerintah Sambut Pabrik Bioetanol

Pemerintah Sambut Pabrik Bioetanol

Jakarta, Induk KUD – Pemerintah perlu mendukung pembangunan pabrik bioetanol sebagai solusi penggunaan energi alternatif pengganti minyak bumi yang kian menipis ketersediaannya. Di tengah rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Induk KUD bersama dengan Lestari Pasifik Bhd dalam waktu dekat membangun pabrik bioetanol. Pembangunan pabrik tersebut juga akan dibarengi dengan realisasi pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) 316 titik di seluruh daerah Indonesia.

Pada persemian kantor Bioetanol Pratama Indonesia, di Graha Padesan, Jakarta, (27/03/2010), Ketua Umum Induk KUD Herman Wutun menyampaikan hal itu dihadapan Deputi II Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kementerian Koordinator Perekonomian RI Diah Maulida.

Nampak hadir dalam persemian kantor itu, Ketua Bidang Usaha Induk KUD Wahyudi Basuki, Ketua Pengawas Induk KUD Mahumd Hamundu, Sekertaris Pengawas Nursalim Rendusara, Direktur Utama Induk KUD Yuzri Suhud, Chief Executive Office Lestari Pasifik Bhd Dato’Dr Clement Tan yang didampingi pejabat Lestari Pasifik Bhd lainnya.

Herman mengatakan, pendirian pabrik bioetanol dekat dengan lokasi PKS itu akan meningkatkan pendapatan anggota KUD yang tergerak pada sektor perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah. Petani sawit selama ini, kesulitan mengantarkan hasil sawitnya karena jarak antara kebun dengan lokasi PKS yang tidak dekat, menyebabkan kualitas sawit berkurang. Belum lagi biaya transportasi yang pada akhirnya membengkak membebani petani.

Diah Maulida menyambut baik realisasi pengolahan kelapa sawit menjadi bioetanol. Dengan beroperasinya pabrik bioetanol dari sisi tenaga kerja akan menyerap lebih banyak karena potensi keuntungan bisa dikembalikan kepada petani.

Atas apa yang dilakukan Induk KUD bersama dengan mitranya, pemerintah akan mengakomodir bersama pihak terkait lainnya dalam berbagai regulasi dan perolehan izin. Meski Induk KUD berada dalam ranah koperasi yang berada pada Kemenkop dan UKM, namun Diah menyambut baik dan mendukung sepenuhnya karena usaha inti Induk KUD adalah bisnis pertanian yang juga perwujudan program pemerintah dalam memberdayakan petani.

Solusi pendirian pabrik bioetanol dekat dengan PKS akan memberi nilai tambah bagi petani. Selama ini, hasil olahan kelapa sawit yang menjadi ampas dibuang begitu saja. Dengan teknologi yang sudah mendapatkan hak paten ini, ampas itu diolah kembali menjadi bioetanol dengan kualitas yang masih baik.

Lestari Pasifik Bhd telah mendaptkan izin ekslusif royalti gratis dari pemegang saham terkait dengan produksi bioetanol. Dimana teknologi yang dikenal sebagai mekano-enzimatik tiap set sistemnya terdiri dari sistem dan metode pra-treatment dari ampas minyak kelapa sawit dan hidrolisis enzymatic hydrolysis of polysaccharides. Ampas yang dihasilkan itu kemudian menjadi ampas karbohidrat larut yang harus difermentasi oleh ragi maupun mikroorganisme lainnya untuk menjadi bioetanol.

Keseriusan pembangunan pabrik bioetanol itu merupakan kelanjutan dari penandatangan kesepakatan kerjasama (MoU) antara Induk KUD dengan Lestari Pasifik Bhd yang telah diteken pada September 2011. Kesepakatan tersebut segera direalisasikan dalam waktu cepat, terhitung enam bulan setelah penandatanganan MoU, tim teknis dari kedua lembaga ini terjun ke lapangan mengumpulkan berbagai kesiapan pembangunan pabrik. Tak lama kemudian, Induk KUD bersama dengan Lestari Pasifik Bhd sepakat membentuk PT Inkud Exchange sebagai operator pada pelaksana di lapangan. (DI)

Share

admin